Panas Berteduh Gelap Bersuluh Songtext
von Siti Nurhaliza
Panas Berteduh Gelap Bersuluh Songtext
Berdayung sampan biar sampai ke muara
Mengatur langkah jangan sampai kaki terluka
(Menabur budi biar ikhlas di jiwa)
(Mengukir janji janganlah di bibir saja)
Ingat adam resam tutur kata tingkah di jaga
Warisan ibunda kekal lama segar berbunga
(Menjadi bekal anak muda di rantauan)
(Menjadi tangkal ukur nilai peradaban)
Tanya pada diri (Mana letak budi)
Tanya pada akal (Apa yang dibekal)
Tanya pada hati (Sudahkah terisi)
Ingat pada janji (Jangan dimungkiri)
Dihujani emas bertahun di negeri orang
Tidakkan seperti hujan batu di halaman
(Sopan bersantun indah pekerti jua di julang)
(Adat yang disanjung kekalnya zaman berzaman)
Bumi yang dipijak
Bak hamparan luas terbentang
Langit dijunjungi
Meneduhi alam tak bertepi
(Jatuh dipauti tika jalan dipimpini)
Melukis pekerti menghias susila diri
Panas berteduh gelapnya ′kan bersuluh
Kasih sayang dari insan pada insan
Berputik bahasa
Mulia pada semua
Terpaut, terpatri
Tersemat di sanubari
Itulah hiasan diri
Tanya pada diri (Mana letak budi)
Tanya pada akal (Apa yang dibekal)
Tanya pada hati (Sudahkah terisi)
Ingat pada janji (Jangan dimungkiri)
Di hujani emas bertahun di negeri orang
Tidakkan seperti hujan batu di halaman
(Sopan bersantun indah pekerti jua di julang)
(Adat yang disanjung kekalnya zaman berzaman)
Bumi yang dipijak
Bak hamparan luas terbentang
Langit dijunjungi
Meneduhi alam tak bertepi
(Jatuh dipauti tika jalan dipimpini)
Melukis pekerti, menghias susila diri
Panas berteduh gelapnya 'kan bersuluh
Kasih sayang dari insan pada insan
Berputik bahasa
Mulia pada semua
Terpaut, terpatri
Tersemat di sanubari
Berputik bahasa
Mulia pada semua
Terpaut, terpatri
Tersemat di sanubari
Itulah hiasan diri
Mengatur langkah jangan sampai kaki terluka
(Menabur budi biar ikhlas di jiwa)
(Mengukir janji janganlah di bibir saja)
Ingat adam resam tutur kata tingkah di jaga
Warisan ibunda kekal lama segar berbunga
(Menjadi bekal anak muda di rantauan)
(Menjadi tangkal ukur nilai peradaban)
Tanya pada diri (Mana letak budi)
Tanya pada akal (Apa yang dibekal)
Tanya pada hati (Sudahkah terisi)
Ingat pada janji (Jangan dimungkiri)
Dihujani emas bertahun di negeri orang
Tidakkan seperti hujan batu di halaman
(Sopan bersantun indah pekerti jua di julang)
(Adat yang disanjung kekalnya zaman berzaman)
Bumi yang dipijak
Bak hamparan luas terbentang
Langit dijunjungi
Meneduhi alam tak bertepi
(Jatuh dipauti tika jalan dipimpini)
Melukis pekerti menghias susila diri
Panas berteduh gelapnya ′kan bersuluh
Kasih sayang dari insan pada insan
Berputik bahasa
Mulia pada semua
Terpaut, terpatri
Tersemat di sanubari
Itulah hiasan diri
Tanya pada diri (Mana letak budi)
Tanya pada akal (Apa yang dibekal)
Tanya pada hati (Sudahkah terisi)
Ingat pada janji (Jangan dimungkiri)
Di hujani emas bertahun di negeri orang
Tidakkan seperti hujan batu di halaman
(Sopan bersantun indah pekerti jua di julang)
(Adat yang disanjung kekalnya zaman berzaman)
Bumi yang dipijak
Bak hamparan luas terbentang
Langit dijunjungi
Meneduhi alam tak bertepi
(Jatuh dipauti tika jalan dipimpini)
Melukis pekerti, menghias susila diri
Panas berteduh gelapnya 'kan bersuluh
Kasih sayang dari insan pada insan
Berputik bahasa
Mulia pada semua
Terpaut, terpatri
Tersemat di sanubari
Berputik bahasa
Mulia pada semua
Terpaut, terpatri
Tersemat di sanubari
Itulah hiasan diri
Writer(s): Siti Nurhaliza, Khairulizam Bin Abd Rahman Lyrics powered by www.musixmatch.com