Hobby Cidera Songtext
von Project Pop
Hobby Cidera Songtext
Tenis meja
Tenis meja
Tadinya kupunya hobi main tenis meja
Sampai pada suatu waktu aku cedera
Lawanku jago luar biasa
Aku tes bola tinggi, langsung saja dia smash
Bolanya masuk ke mulut
Nyangkut di jakunku
Bulu tangkis (bulu, bulu, bulu tangkis)
Bulu tangkis (tangkis, tangkis, tangkis bulu)
Lalu aku pindah cabang, main bulu tangkis (oh ya, masa?)
Sampai pada suatu waktu aku cedera (oh ya, masa?)
Lawanku ceroboh luar biasa (uh-la-la-la)
Aku tes bola tinggi, langsung saja dia smash (uh-la-la-la)
Raketnya lepas (uh-uh-uh)
Melayang ke jidatku (aduh, benjol!)
Saudara-Saudara, nampak sebuah smash telah dilakukan
Oleh salah seorang pemain
Sekarang kita dengarkan pendapat dari komentator kita
Bagaimana, Mbak Rin?
Seandainya dia tidak mengembalikan bola tanggung
Tentunya lawan tidak akan menyemash keras
Sekaligus dengan raketnya
Baiklah, Saudara-Saudara, kita kembali ke lapangan
Dan apa yang terjadi? Ternyata salah seorang pemain yang benjol tadi
Malah mengambil papan catur, Saudara-Saudara
Dan menantang lawannya bermain catur!
Kupikir bermain catur yang paling aman
(Cup-cup-cup-cup-cup, cu-ru-rup)
Sampai pada suatu waktu aku cedera
Aduh, terus-terusan nih (cup-cup-cup-cup-cup, cu-ru-rup)
Lawanku jago luar biasa (uh-la-la-la)
Akhirnya aku dapat kesempatan (uh-la-la-la)
Aku skak! (Uh-uh-uh)
Karena napsu, terkilirlah jariku
Jadi penonton (wa-wa-wa, wa-wa, wa-wa-wa)
Jadi penonton (wa-wa-wa, wa-wa, wa-wa-wa)
Akhirnya aku memilih jadi penonton (cup-cup-cup, cup-cup-cup)
Ku pergi nonton pertandingan sepak bola (cup-cup-cup, cup-cup-cup)
Ku duduk di kursi paling belakang (uh-la-la-la)
Kulihat bertengkar antara suporter (uh-la-la-la)
Ku lari, polisi curiga, ku diciduknya, aduh ampun, Pak (heh, eh!)
Ampun Pak, ampun Pak, bukan saya, Pak
Bukan saya, Pak, nggak salah, nggak salah
Kalian bukannya mendukung pertandingan, malah mengacaukan
Kalian ini mau jadi apa sih, sebenarnya?
Hei, kamu, mau jadi apa?
Jadi pilot! Enak, bisa terbang
Kamu?
Jadi dokter anak
Nah, kamu ini mau jadi apa?
Astronot Indonesia
Ini nih, satu lagi nih, mau jadi apa kamu?
Aku ingin seperti Ibu
Jadi apa?
Wanita karir
Loh, loh, loh, kamu kan laki-laki?
Nggak bisa laki-laki menjadi wanita karir, ini tidak mungkin
Nggak pa-pa dong (bisa aja, bisa aja)
(Kalau dia emang cita-citanya jadi wanita karir, terus gimana?)
Begini, dulu saya juga ingin jadi wanita karir
Tapi kar′na saya laki-laki, tidak mungkin
(Nggak mungkin?) tapi kan ini kalau menurut Mbak Rin
Seandainya dia mau jadi seorang wanita karir (loh, tidak mungkin)
Itu sah-sah saja (tidak mungkin)
Tidak bisa, tidak bisa, tidak bisa laki-laki menjadi wanita karir
Nggak bisa, tidak mungkin, tidak mungkin
(Aaah!) Tidak mungkin
Kamu bisa! (Ora iso)
Kata saya tidak mungkin! (Ora iso)
Tenis meja
Tadinya kupunya hobi main tenis meja
Sampai pada suatu waktu aku cedera
Lawanku jago luar biasa
Aku tes bola tinggi, langsung saja dia smash
Bolanya masuk ke mulut
Nyangkut di jakunku
Bulu tangkis (bulu, bulu, bulu tangkis)
Bulu tangkis (tangkis, tangkis, tangkis bulu)
Lalu aku pindah cabang, main bulu tangkis (oh ya, masa?)
Sampai pada suatu waktu aku cedera (oh ya, masa?)
Lawanku ceroboh luar biasa (uh-la-la-la)
Aku tes bola tinggi, langsung saja dia smash (uh-la-la-la)
Raketnya lepas (uh-uh-uh)
Melayang ke jidatku (aduh, benjol!)
Saudara-Saudara, nampak sebuah smash telah dilakukan
Oleh salah seorang pemain
Sekarang kita dengarkan pendapat dari komentator kita
Bagaimana, Mbak Rin?
Seandainya dia tidak mengembalikan bola tanggung
Tentunya lawan tidak akan menyemash keras
Sekaligus dengan raketnya
Baiklah, Saudara-Saudara, kita kembali ke lapangan
Dan apa yang terjadi? Ternyata salah seorang pemain yang benjol tadi
Malah mengambil papan catur, Saudara-Saudara
Dan menantang lawannya bermain catur!
Kupikir bermain catur yang paling aman
(Cup-cup-cup-cup-cup, cu-ru-rup)
Sampai pada suatu waktu aku cedera
Aduh, terus-terusan nih (cup-cup-cup-cup-cup, cu-ru-rup)
Lawanku jago luar biasa (uh-la-la-la)
Akhirnya aku dapat kesempatan (uh-la-la-la)
Aku skak! (Uh-uh-uh)
Karena napsu, terkilirlah jariku
Jadi penonton (wa-wa-wa, wa-wa, wa-wa-wa)
Jadi penonton (wa-wa-wa, wa-wa, wa-wa-wa)
Akhirnya aku memilih jadi penonton (cup-cup-cup, cup-cup-cup)
Ku pergi nonton pertandingan sepak bola (cup-cup-cup, cup-cup-cup)
Ku duduk di kursi paling belakang (uh-la-la-la)
Kulihat bertengkar antara suporter (uh-la-la-la)
Ku lari, polisi curiga, ku diciduknya, aduh ampun, Pak (heh, eh!)
Ampun Pak, ampun Pak, bukan saya, Pak
Bukan saya, Pak, nggak salah, nggak salah
Kalian bukannya mendukung pertandingan, malah mengacaukan
Kalian ini mau jadi apa sih, sebenarnya?
Hei, kamu, mau jadi apa?
Jadi pilot! Enak, bisa terbang
Kamu?
Jadi dokter anak
Nah, kamu ini mau jadi apa?
Astronot Indonesia
Ini nih, satu lagi nih, mau jadi apa kamu?
Aku ingin seperti Ibu
Jadi apa?
Wanita karir
Loh, loh, loh, kamu kan laki-laki?
Nggak bisa laki-laki menjadi wanita karir, ini tidak mungkin
Nggak pa-pa dong (bisa aja, bisa aja)
(Kalau dia emang cita-citanya jadi wanita karir, terus gimana?)
Begini, dulu saya juga ingin jadi wanita karir
Tapi kar′na saya laki-laki, tidak mungkin
(Nggak mungkin?) tapi kan ini kalau menurut Mbak Rin
Seandainya dia mau jadi seorang wanita karir (loh, tidak mungkin)
Itu sah-sah saja (tidak mungkin)
Tidak bisa, tidak bisa, tidak bisa laki-laki menjadi wanita karir
Nggak bisa, tidak mungkin, tidak mungkin
(Aaah!) Tidak mungkin
Kamu bisa! (Ora iso)
Kata saya tidak mungkin! (Ora iso)
Writer(s): Fanny, Herman Josis Mokalu Lyrics powered by www.musixmatch.com